Batak

Batak
Batak

Senin, 15 Juli 2013

SEJARAH ULOS BATAK

-->
SEJARAH ULOS BATAK

Kain tenun ini merupakan pakaian khas suku Batak di Sumatera Utara, bentuknya menyerupai selendang dengan panjang sekitar 1,8 meter dan lebar 1 meter, kedua ujungnya berjuntai-juntai dengan panjang sekitar 15 cm dan pembuatan Ulos dilakukan oleh kaum perempuan mereka menenun dari benang kapas atau rami.

Alat tenunnya antara lain :

** Tundalan (Pengikat Pinggang)

** Turak Baliga (Pemisah Benang)

** Langgiyang (Alat Penjaga Benang agar tidak kusut)

** Patubobohon (Alat untuk mengukur panjangnya kain tenunan)
Secara harfiah Ulos berarti selimut,budaya ini sama tuanya dengan kebudayaan Batak yang telah mengenal 3 konsep kehangatan yaitu:

** Matahari

** Api

** Ulos
Selain sebagai penghangat badan dikala dingin menerjang,ulos sering kali dianggap sebagai jimat, yang mana kain ini diyakini mempunyai kekuatan yang mampu melindungi raga, yang didalam adat Batak disebut dengan Tondi terhadap roh jahat.

Warna kain juga mempunyai arti tersendiri seperti:

** Putih

     Melambangkan Kesucian dan kejujuran

** Merah

     Melambangkan Kepahlawanan dan keberanian

** Kuning

     Melambangkan Kaya/kesuburan

** Hitam

     Melambangkan Duka
Untuk pemakaiannya kain ulos tidak dapat dikenakan dengan sembarangan, dimana pemakaiannya harus sesuai dengan acaranya diantaranya seperti pada acara:

** Perkawinan

     Menggunakan Ulos Ragi Idup yang bercorak Cerah

** Pemakaman

     Menggunakan Ulos Ragi Hotang yang bercorak Gelap
Orang Batak juga mengenal upacara Mangulosi ini merupakan ritual Pemberian Kehangatan dan Kasih Sayang penerimanya, dan umumnya pemberi ulos itu adalah:

** Orang tua kepada anak-anaknya

** Adik kepada kakaknya

** Hula-hula (keluarga laki-laki dari pihak perempuan) kepada Boru.

Sumber: manongtong@gmail.com

Selasa, 09 Juli 2013

POLRES TOBASA SIAP LAKUKAN “PATUH TOBA 2013"

POLRES TOBASA SIAP LAKUKAN  “PATUH TOBA 2013" 
* Polantas siap amankan Bulan Suci Ramadhan
Porsea/Peduli Tapanuli
            Dalam rangka mensukseskan bulan suci puasa dan ramadhan tahun ini, Polres Toba Samosir gelar pasukan kesiapan di halaman Mapolres Tobasa (kamis 4 juli).
Gelar pasukan ini turut dihadiri dari dinas perhubungan tobasa, kompi 125 simbisa, polisi militer dan dari lantas polres tobasa.
Dalam arahannya Kapolres Toba Samosir berharap agar dalam operasi patuh toba tahun ini agar setiap personil polres Tobasa dapat memberikan pelayanan maksimal bagi para pengguna jalan raya yang akan melintasi Kabupaten Tobasa selama bulan suci dan ramadhan tahun ini.
Bertindak sebagai inspektur upacara, Kapolres Toba Samosir AKBP Edi Faryadi, SH,SiK, MH dan komandan upacara KBO kanuas Iptu Polin Damanik, SH.
Usai acara Kapolres menambahkan ,agar personil selalu mengedepankan kenyamanan para pengguna jalan dan selalu tanggap akan keluhan dari seluruh warga ,supaya jelang Ramadhan nantinya bisa aman dan nyaman,bagi posko yang sudah ditugasi personil Polres Tobasa selalu siap dan tanggap menerima segala keluhan maupun laporan dari warga selama bulan puasa berlangsung'ujar Kapolres di ruang kerjanya.
Dengan dilakukannya gelar pasukan ini, maka polres toba samosir berharap agar dapat menekan angka kecelakaan bagi para pengguna jalan raya khususnya pengendara roda dua, sekaligus untuk mensosialisasikan UU no 22 tahun 2009 tentang lalu-lintas dan jalan.
Gelar pasukan ini turut dihadiri seluruh uspida plus toba samsoir, serta perwira di lingkungan Polres Tobasa.
Pihak lantas Tobasa melalui kasat lantas Polres Tobasa AKP Tamba Hutagaol, di dampingi Iptu H. Situmorang, SH (kanit patroli), Aiptu Tanjung Sianipar (Kandiktiasa) berharap agar para pengendara jalan yang akan melewati Kabupaten Toba Samosir agar mentaati rambu-rambu lalu-lintas serta lebih berhati-hati karena kondisi jalan di Tobasa yang banyak tikungan serta  berlobang, sehingga akan dapat menghindari kemungkinan kecelakaan.
Untuk menekan angka kecelakaan berlalulintas dalam oprasi patuh toba 2013 tahun ini polres toba samosir melalui Kabag Ops polres Tobasa Kompol Edi Bona Sinaga, menerangkan bahwa polres tobasa akan menurunkan pasukan pengamanan di beberapa titik di jalan dan mendirikan beberapa pos pelayanan serta menurunkan pasukan yang akan siaga di jalan untuk memberikan pelayan bagi pengendara yang akan melewati wilayah tobasa selama bulan suci ramadhan tahun ini, dengan demikian angka kecelakaan dapat ditekan dan kesadaran masyarakat berlalulintas dapat semakin meningkat.(Jujung-01)

Sabtu, 08 September 2012

Ternyata Ulos juga bisa menjanjikan masa depan!!!



Dari Bahan Ulos Batak, Sangat banyak yang bisa di ciptakan. Dimana para generasi muda yang lulusan SMIK ??? Apakah tidak bisa membuka Lowongan kerja?  

Batak Dan Ulos


Batak Dan Ulos


       Batak,cenderung dengan ciri khasnya dari Bahasa yang lumayan keras dan wajah yang lumayan Sangar. Batak sangat dikenal dengan Indahnya Danau Toba,yaitu daerah wisata Parapat. Suku Batak sangat aktif dalam acara Adat ,dan hampir semua suku Batak menggunakan ulos saat melaksanakan Adat (Pesta) .
Ada beberapa Poin pertanyaan yang ingin saya Lontarkan ke Publik ,antara lain:

        1. Apakah anda simpatik dengan suku Batak?
         2. Menurut anda, bagaimana sifat Suku Batak Toba, Karo,Simalungun,Mandailing?



         3. Apakah anda tertarik dengan corak ataupun motif dari Ulos Batak?

Selasa, 28 Juni 2011

Tahanan Kabur dari Polsek Silaen,warga Kecewa

Polsek Silaen Di Nilai "LALAI", Tahanan Pencuri Padi Bisa Kabur


> SILAEN,BK
>
> Pelaku pencuri Padi Hendra Napitupulu warga desa Parsambilan kecamatan
> Silaen,  kabur dari tahanan Polsek Silaen, Kamis (23/6). Berkat
> pengaduan masyarakat, Polisi  memburu dan menangkap pelaku pada Selasa
> (21/6) beserta barang bukti 6 goni (karung) padi hasil curian. Namun
> sayang, sekira pukul 06.00 WIB pelaku kabur ketika pelaku disuruh
> petugas hendak membersihkan kantor Polsek.
>
> Kapolsek Silaen AKP Adi Supriyanto kepada BOKAS Kamis (23/6) mengakui
> bahwa adanya tahanan Polsek Silaen tersangka pencuri Padi Hendra
> Napitupulu kabur dari tahanan Polsek.
>
> Kapolsek Adi Supriyanto yang enggan menerima wartawan di kantornya
> saat hendak dikonfirmasi, melalui telepon selular mengatakan, bahwa
> Pelaku Hendra Napitupulu kabur dari tahanan tadi pagi sekira pukul
> 06.00 WIB ketika petugas kepolisian menyuruh pelaku menyapu kantor
> Polsek.
>
> “Saat ini kami masih mencari pelaku, dan sama-sama membantu lah kita
> ya pak untuk mencari pelaku,” ujar Kapolsek ketika dihubungi melalui
> HP nya.
>
> Ditempat berbeda, Juakka Silaen, Maricce Br Aruan, Saor Silaen, Belman
> Sirait dan  Pekkat Simanjuntak, adalah merupakan korban pencurian
> masing-masing kehilangan padi. Namun, tiga orang diantara mereka yakni
> Maricce Aruan, Juaksa Silaen dan Pekkat Simanjuntak pada Selasa(21/6)
> sekira pukul 10.00 WIB secara resmi membuat pengaduan ke Kapolsek
> Silaen.
>
> Menurut penuturan Juaksa Silaen (45) warga desa Silaen, padi yang
> diambil dari teras rumahnya sebanyak 4 karung, isi per karungnya
> sebanyak 6 kaleng padi. Sedangkan Maricce Aruan kehilangan 6 goni yang
> diambil dari teras rumahnya juga. Sementara Pekkat Simanjuntak
> kehilangan 1 goni.

> Sementara penuturan Belman Sirait, sudah dua kali mengalami kehilangan
> padi, yang pertama terjadi dua minggu lalu, kemudian yang kedua padi
> nya hilang pada Kamis (23/6) sebanyak 3 goni.
>
> Juakka Silaen mengatakan, setelah diketahuinya pelaku yang sempat
> ditahan itu kabur, dia tampak kecewa.”Kok bisa lepas tahanan itu,
> padahal baru dua hari ditahan, ada apa dengan Polisi itu?,” katanya,
> seraya mengatakan dia akan tetap menuntut pihak Kepolisian dengan
> kaburnya tahanan itu. (JS-01)

Kasus Pidana Pembunuhan,Di Silaen

Parkomben Tewas Ditikam Di Silaen, Pelaku Melarikan Diri
>
> SILAEN,BK
>
> Parkomben (Pemanen Padi) Landong Sitohang (40) warga Bandar Tomuan
> Kabupaten Simalungun tewas ditikam, teman sesama ‘Parkomben’.
> Peristiwa itu terjadi di desa Silaen jalan Pintu Batu Kecamatan
> Silaen, Jumat (24/6) sekira 03.00 WIB. Tersangka pelaku diduga Dewa
> Purba alias Manduamas (40) yang saat ini melarikan diri.  Korban
> sempat dilarikan ke klinik Silaen, namun karena korban  kehabisan
> darah, nyawanya tidak tertolong lagi.
>
> Informasi yang dihimpun  dari teman korban sesama parkomben,
> sebelumnya, malamnya itu korban (Landong Sitohang) dan tersangka Dewa
> Purba beserta beberapa teman lainnya selalu minum tuak yang tidak jauh
> dari tempat mereka tinggal.
>
> Namun, kata mereka antara korban dan tersangka sudah sering pulang
> belakangan, walaupun teman-teman yang lainnya sudah duluan pulang ke
> tempat tinggal mereka di desa itu. “Selama ini jika kami minum tuak
> paling lama pulang jam 11 malam, tapi mereka berdua (Korban dan
> Pelaku) sudah sering pulang jam 12 malam,” kata Manalu salah seorang
> teman korban sesama parkomben yang diamini teman lainnya.
>
> Masih menurut saksi lainnya, ada diantara mereka sempat melihat korban
> begitu tiba di rumah, bahwa si korban sudah kena tikam dibagian perut
> dan berlumuran darah. “Mungkin karena tidak puas dengan penikaman itu,
> pelaku masih sempat memukul korban di bagian kepala,” ujar salah
> seorang saksi.
>
> “Kami tidak berani menangkap pelaku, karena dia masih memegang pisau
> sambil lari ke belakang rumah,” ujar saksi yang mengaku marga
> Sihombing. Saat itulah mereka menolong  dan membawa korban yang
> berlumuran darah itu ke klinik yang tidak jauh dari tempat tinggal
> mereka.
>
> S Br Sitorus selaku pemilik rumah yang ditempati para Parkomben
> tersebut, mengaku sebelumnya tidak mengetahui peristiwa pembunuhan
> tersebut, karena pemilik rumah itu tidak tidur di tempat kejadian itu.
> “Kami pada saat kejadian tidak berada dan tidak tidur disini, sebab
> rumah ini khusus sebagai tempat pekerja dan kami tidur di rumah kami
> yang di depan,” kata pemilik rumah itu, seraya mengatakan, bahwa rumah
> mereka ada dua.
>
> Sementara itu, Kepala Desa Silaen Arifin Silaen, mengakui, bahwa
> keberadaan para Parkomben di desanya itu tidak diketahuinya, sebab
> tidak melapor ke kepala desa. “Setelah kejadian ini lah saya tahu,
> mereka tinggal di desa Silaen ini, dan itupun saya tahu ada pembunuhan
> di desa Silaen dari Kapolsek sendiri,” ujarnya.
>
> Kapolsek Silaen AKP Adi Supriyanto ketika dikonfirmasi di Tempat
> Kejadian Perkara (TKP), mengakui penikaman yang berujung hilangnya
> nyawa korban Landong Sitohang (40) dan tersangka pelaku Dewa Purba
> alias Manduamas (40.)
>
> Lanjut Kapolsek, kejadiannya Kamis dini hari (Pukul 02.00 WIB), pelaku
> sudah melarikan diri. Sebab kejadian ini, diketahui Kapolsek sekira
> pukul 11.00 WIB. ”Sampai saat ini kami masih memintai keterangan
> lanjutan terhadap saksi-saksi dan olah TKP,” kata Kapolsek.
>
> Dikatakan Kapolsek, ada 23 orang parkomben (pemanen) bersamaan
> tinggal dengan si korban, asal  para pemanen itu datang dari berbagai
> daerah. Ada dari Tarutung, Humbahas, Simalungun, Labuhan Batu, Dairi
> dan Asahan.
>
> Lebih lanjut diterangkan Adi Supriyanto, berdasarkan keterangan saksi,
> bahwa korban sempat dilarikan ke Klinik Silaen, kemudian dibawa lagi
> ke Rumah Sakit Porsea, namun tiba di Siantar korban tidak tertolong
> lagi. “Korban saat ini sesuai keterangan saksi sudah dibawa ke rumah
> keluarganya,” sebut Kapolsek ( JS-01)

Dugaan Penyalahgunaan atau Penyimpangan ADD Desa Ombur,Kec,Silaen

Dugaan  Penyalahgunaan ADD dan Bantuan Ternak di Lakukan Oknum Mantan Kepala Desa “OMBUR”
·         LSM TOPAN-RI  Tobasa Laporkan hal ini  ke pihak Kejaksaan
·         Surat Panggilan pertama dilayangkan namun MS tidak hadir
Tobasa,BK
                Mantan Kepala Desa Ombur Kecamatan Silaen Mursal Simanjuntak yang mengakhiri  masa jabatannya sebagai  kepala Desa pada 2010 yang lalu meninggalkan bekas luka di hati masyarakat Desa Ombur,hal ini dikatakan salah satu warga nya   J. Naibaho yang sekaligus menjabat Ketua Badan Permasyarakatan Desa(BPD) pada masa jabatan kades.
Menurut beberapa warga dari hasil wawancara BK beberapa hari yang lalu, mantan kades tidak terbuka kepada warganya dalam hal  ADD salahsatu kejanggalan penyimpangan didalam RKA  ADD anggaran Tahun 2009  adalah pengadaan mesin rumput  satu buah dengan harga Rp 2.500.000( Dua juta lima ratus ribu rupiah) yang sudah dianggarkan didalam ADD,dalam kenyataannya sang kades tidak pernah membeli mesin tersebut.
                Pembangunan Dyp Saluran   irigasi anggaran Tahun 2009 dengan ukuran 70 meter  x 0.60 meter x 0.30 meter dengan besar biaya 9.920.000( sembilan juta sembilan ratus dua puluh ribu rupiah) hasil penelusuran BK dan warga, melihat bahwa kenyataan dilapangan tidak pernah dibangun sebuah irigasi di desa itu.
                Demikian juga halnya  anggaran pada Tahun 2010 sang mantan kades juga tidak pernah kapok-kapoknya melakukan kesalahan atau pelanggaran, dimana didalam RKA (Rencana Kerja dan Anggaran) ADD tertampung Biaya Pegawai atau biaya bantuan insentif Tutur PAUD dengan dana Rp 700.000 dalam kenyataannya di desa Ombur tidak pernah ada PAUD( Pendidikan Usia Dini) dan pembangunan Dyp Jalan dusun Lumban Hariara ukuran 150 Meter (panjang)  x 2.5 meter(Tinggi) dengan besar biaya sebesar Rp 7.695.000( Tujuh juta enam ratus sembilan puluh lima ribu rupiah) namun kenyataan dilapangan setelah diadakan pengukuran langsung oleh warga setempat dan didampingi wartawan BK kenyataannya  bangunan Dyp tersebut hanya sepanjang 20 Meter dan tingginya 2 meter.
                Kelakuan ataupun penyimpangan yang dilakukan mantan kades sudah dimulai sejak tahun 2008 yang lalu, saat itu Pemkab Tobasa sedang mengadakan pengadaan Ternak Kerbau sebanyak 10 ekor kedesa Ombur,  menurut beberapa warga Desa Ombur pengalokasian ternak kerbau tersebut ditujukan terhadap Kelompok Tani “GALUNG” dan harus resmi warga Ombur ,namun kenyataan praktek dilapangan beberapa ekor ternak kerbau mengalir kepada warga tetangga bahkan bukan anggota kelompok Tani Galung. Hartono Simanjuntak mengatakan dengan tegas  , saya sebagai warga desa ombur merasa sangat keberatan atas penyimpangan ternak kerbau tersebut, kenapa kerbau tersebut disalurkan ke desa tetangga sedangkan didesa ombur khususnya anggota kelompok tani galung itu sendiri masih sangat kekurangan dimana anggota kelompok Tani galung sebanyak 60 orang ‘ungkapnya.  
                Program pemerintah sudah sangat bagus dengan memberikan bantuan ternak kerbau terhadap masyarakat  namun, penyaluran dilapangan yang dilakukan Ketua kelompok Tani Arris Simanjuntak bekerjasama dengan Mantan Kades Ombur Mursal Simanjuntak sudah sangat mengecewakan pihak warga Ombur.
                Dengan adanya penyimpangan ini para utusan warga Ombur mendatangi  Ketua LSM TOPAN-RI ( Team Penyelamatan Asset Negara Republik Indonesia ) Tobasa di kantornya Jalan  Gereja   HKBP No 06  di Balige , Jujung Sitorus (Ketua)  bersama sekretarisnya Oloan Manalu SH dengan jeli dan sigap menanggapi keluhan dari warga Ombur dengan didasari pengaduan secara tertulis oleh puluhan warga Ombur lengkap tertanda tangan dan memakai Materai kepada Pihak LSM Topan –RI Tobasa tertanggal 14 Maret 2011 yang lalu .
                Berdasarkan Pengaduan dari warga Ombur dan hasil ivestigasi LSM Topan dan Media Bongkar Kasus, LSM Topan –RI langsung mengadakan  Laporan pengaduan kepihak Kejaksaan Negeri Balige tertanggal 11 April 2011 dengan No 037/SP/PD.TOPAN-RI-TS/F.III/2011. Laporan pengaduan tersebut langsung diterima Andi Salim yang menjabat sebagai Kasi Intel di Kantor Kejaksaan Balige, penyambutan Andi salim sangat ramah dan bersahabat dan beliau mengatakan akan segera memproses dan segera melaporkan nya ke Kajari Balige,agar panggilan pertama secepatnya di layangkan kepada saudara mantan Kades’Ujarnya.
                Surat panggilan pertamapun dilayangkan oleh pihak kejaksaan terhadap Mursal Simanjuntak, namun Mantan Kades tersebut  tidak mengindahkan panggilan tersebut atau tidak menghadiri panggilan itu , namun sangat disayangkan dengan tidak datangnya MS,  panggilan kedua dan ketiga pun tidak lagi pernah dilayangkan oleh pihak kejaksaan. Saat LSM Topan RI beberapa kali menjumpai Pak Andi Salim di ruangannya, beliau selalu mengatakan sabar dan sabar karena pak Kajari sedang tidak berada di kantor untuk menandatangani surat panggilan kedua”ujarnya.
                Dalam hal ini Ketua LSM Topan-RI Jujung Sitorus mengatakan,   bagaimana Tobasa ini bisa bersih dari korupsi bila pihak kejaksaan sendiri tidak tanggap dan tidak profesional menjalankan tugasnya sebagai penegak hukum, padahal kasus ini masih skala kecil dibanding kasus yang lain , namun hal sekecil ini saja sudah tidak bisa di atasi pihak penegak hukum.LSM Topan RI tidak akan pernah tinggal diam dalam penegakan hukum dan membela dan mengedepankan kepentingan rakyat. Pak Kajari....Kapan Pernah ada di kantor?????? ( JS-01) 

Minggu, 17 April 2011

Guru banyak yang nganggur,,,,tapi kenapa tdk di tampung

Tenaga Guru Kurang” Mutu Pendidikan Terancam”   

Silaen,BK
          Mutu pendidikan di Republik ini tidak akan pernah meningkat bila tenaga guru masih selalu kekurangan di setiap sekolah.Bila tenaga guru di tingkat Sekolah Dasar(SD) masih juga minim seperti yang terdapat di Kecamatan Silaen,maka anak-anak tersebut akan mengalami masa depan yang suram.
          Joutiurlan Simanjuntak sebagai kepala UPTD kecamatan silaen Kabupaten Tobasa mengatakan, jumlah SD Negeri di kecamatan Silaen sebanyak 20 unit,namun kekurangan guru bidang studi Agama memang sangat berpengaruh bagi siswa siswi ,jumlah guru agama yang sudah ditempatkan sebagai PNS diantara 20 SD tersebut menurut data saya hanya ada tiga atau empat SD” ujar UPTD.
 Kepala UPTD  mengatakan kepada BOKAS (6/4) ,bukan hanya tenaga guru bidang studi agama saja yang kurang namun guru bidang studi Bahasa Inggris juga sama sekali tidak ada di setiap SD di kecamatan Silaen,padahal Bidang studi bahasa inggris tersebut sudah ada di seluruh SD di kecamatan Silaen maka setiap SD mengandalkan tenaga guru honor untuk mengatasi masalah ini,namun lagi-lagi para tenaga honor terkendala di masalah penggajian di karenakan dana yang tidak mampu. Bila hal ini dibiarkan berlama-lama maka akibatnya siswa SD ini akan hancur dan mutunya akan terancam ,hal ini sangat perlu untuk disikapi pihak pemkab Tobasa ,menurut pantauan BOKAS, ruang kantor UPTD di setiap kecamatan di Tobasa hampir seluruhnya masih status menumpang da itupun bagaikan gudang barang,sangat tidak layak menjadi kantor,dan ada juga salah satu  kantor UPT di Parsoburan tidak berpenghuni dimana saat BOKAS dan juga rombongan TIM LSM TOPAN -RI dari Jakarta ingin mengadakan kunjungan kerja sebagai sosial control ,namun kepala UPTD tidak ada di tempat hingga jam 4 sore .Dalam hal ini pihak Dinas Pendidikan jangan tutup mata dalam hal ini,agar pendidikan generasi tersebut bisa tercapai sesuai dengan keinginan para orang tua. (JS-01)

Pustu Tak Bertuan

PUSTU Desa Napitupulu Berubah Menjadi
“Sarang Walet”

Silaen,BK
          Puskesmas Pembantu(PUSTU) yang terletak di Desa Napitupulu Dusun Simanobak Kabupaten Tobasa sungguh memprihatinkan dan bahkan tidak layak dikatakan PUSTU dimana,saat BOKAS memasuki kebeberapa ruangan pustu tersebut ,dengan kagetnya ratusan burung wallet nyaris menyambar muka dan jantung hampir copot.
          PUSTU alias sarang wallet itulah yang cocok nama dari tempat ini,dimana menurut Bidan Br Pasaribu yang bertugas di pustu tersebut sudah sangat risih dengan keadaan PUSTU ini ,pernah beberapa tahun yang lalu ada pihak pemerintah dari kabupaten dan propinsi berkunjung ketempat ini dan sudah mengambil foto tempat ini dan tujuan mereka agar tempat ini sesegera mungkin dibangun,namun hingga sekarang tempat ini tidak pernah di bangun” ujar Bidan.
          Menurut warga bermarga hasibuan mengatakan , bangunan ini berdiri Sejak Tahun 1962 hingga sekarang bangunan tersebut tidak pernah berubah, bahkan air dan listrik pun tidak pernah ada,bahkan untuk berobat pun kami sangat berpikir seribukali dimana fasilitas Alkes nyaris tidak ada ,ujarnya.
          Kepala Dinas Kesehatan Dr Viktor Sitorus saat ditemui BOKAS beberapa hari yang lalu di ruang kerjanya menyatakan,bahwa sudah hampir semua Poskesdes,Pustu dan Puskesmas di seluruh Kabupaten Tobasa sudah memenuhi standart ,namun kenyataan dilapangan yang di temui  BOKAS sangat bertolak belakang alias lari dari kenyataan.(JS-01)